05.03

Ramadhan Taqwa

“Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bartaqwa. (Qs. Al Baqarah:183)
Sangat jelas tertulis dalam kitab yang tidak akan pernah salah bahwa Allah mewajibkan berpuasa agar manusia bertaqwa. Hadirnya taqwa tergantung pada siapa yang memimpin diri kita. Ada 3 kandidat yang dapat kita pilih untuk kita jadikan pemimpin: Nafsu, akal atau hati. Agar tepat dalam memilih pemimpin maka kita harus tahu karakteristiknya terlebih dahulu.
Nafsu =>pasti tidak selamat
Karakteristik
Berbuat tanpa landasan dan tujuan yang jelas
Tidak mau tunduk pada aturan
Merugikan diri sendiri dan orang lain
Berlebih-lebihan melampaui kebutuhan
Akal =>belum tentu selamat
Karakteristik
Didasarkan pada pengalaan yang berulang kali terjadi
Berdasarkan suka dan tidak suka
Hati =>pasti selamat
Karakteristik
Tunduk pada aturan (Rabbaniyyah)
Cinta Akhirat (ukhrawiyyah)
 Taqwa adalah tampilnya hati memimpin akal dan nafsu diri yang akan membawa kita pada keselamatan. Apa lagi yang paling kita inginkan selain keselamatan? Sukses bahagia, kaya, terhormat? Semua itu tidak akan menyenangkan kalau keselamatan kita tidak terjamin. Hidup dalam ketakukan. Maka marilah kita pilih hati untuk memimpin diri kita, menghantarkan kita pada taqwa.
Taqwa tidak sulit. Hanya, di hadapan taqwa itu terhampar lima rintangan yang harus kita lalui. Barang siapa yang mampu melewatinya maka ia akan mendapatkannya (taqwa)
Apa saja lima rintangan itu?
1.       Memilih yang berat daripada yang ringan
2.       Memilih bersusah-susah daripada bersantai ria
3.       Memilih diam daripada berlebihan (dalam bicara)
4.       Memilih kehinaan daripada kehormatan
5.       Memilih rindu mati daripada rindu hidup
Demikianlah puasa mengajak kita untuk bertakwa. Puasa mengajari kita untuk menyadari bahwa kita adalah murad bukan murid. Murad berarti yang dikehendaki sehingga manusia menyadari bahwa dalam hidup ini kita sama sekali tidak mempunyai kehendak. Siapakah pengendali hidup kita? Satu-satunya pengendali hidup kita adalah Allah ta’ala.

19.06

Tanya Jawab tentang Haid dan Nifas


'Aisyah Ra. membawa kapas (yang ada cairan haidhnya) kepada Rasulullah Saw. dan mereka bertanya apakah mereka sudah boleh shalat

"jangan terburu-buru sampai kalian melihat cairan putih" Kata Rasulullah.


Fathimah binti Abi Hubaisy
Kami tidak menganggap cairan kuning/keruh sebagai cairan haidh.

Berarti, ada pertentangan antara hadits dari 'Aisyah dengan dari Fathimah. hal ini tidak dapat serta merta disimpulkan demikian... hadits Aisyah dan fatimah dikontekskan pada kebiasan masing-masing wanita. Jika masih dalam kebiasaan masa haidh, cairan kuning atau keruh itu harus digolongan dalam darah haidh, kecuali jika sudah melewati kebiasaan masa suci.

Sangat penting bagi para akhwat untuk memperhatikan kebiasaan haidh-nya. Kaidah Fiqh :

al 'aadatu muhkamatun -- Kebiasaan dapat menjadi hukum

Bagaimana hukum bagi wanita yang istihadhah (terus-menerus--setiaphari--keluar darah)?
sebisa mungkin, ia membedakan antara darah haidh dengan darah istihadhah.
Jika tidak mampu membedakan maka dia harus kembali pada kebiasaan masa haidhnya. Jika kebiasaan masa haidhnya tidak tetap (kadang 6, 5, atau 7 hari) maka ambillah masa haidh yang paling panjang (7 hari)).

Bagaimana hukum bagi akhwat yang kadang keluar darah kadang nggak?
Prinsip awalnya sama. Kenali dulu darah haidh dengan darah istihadhah. Namun jika ia tidak mampu membedakan, maka dia harus kembali pada kebiasaan masa haidhnya. Jika dua hal ini tidak dapat ditentukan (mengenali darah haidh atau kebiasaan masa haidh) maka cara menentukan masa sucinya adalah ketika tidak ada darah. Misal : 3 hari ada darah, 2 hari nggak ada darah, berikutnya keluar darah lagi. bErarti dia harus mandi besar setiap kali ia menjumpai tidak ada darah. Namun hukum yang demikian hanya berlaku 15 hari dari pertama kali darah keluar. Setelah 15 hari, jenis darah apapun yang keluar harus dhukumi darah istihadhah, jadi ia harus tetap shalat. Penentuan 15 hari ini memang tidak ada dalil (nash-nya). Namun ada ijtihad dalil qauni (fakta--realitas), setiap bulan ada 30 hari sehingga diasumsikan masing-2 15 hari masa suci dan 15 hari masa haidh.

Yang Diharamkan selama dihukumi haidh atau nifas ?
 Salah satunya adalah shalat. Inilah yang mendasari urgensi paling utama dari mempelajari hukum wanita haidh karena mutlak terkait dengan penentuan masa haidh atau masa suci.Sehingga harus melihat betul kebiasaan datang haidh-nya. Ketika tiba perkiraan masa haidhnya,maka dia harus selalu mengecek setiap datang waktu shalat. Tatkala dia masih suci, maka dia harus shalat. Sedangkan untuk masa "pergi bulan", prinsipnya sama dengan saat ngecek "datang bulan", namun tambahan jihadnya setiap menjelang akhir waktu shalat dia harus mengecek juga apakah sudah suci atau belum. Ini adalah ittaqullaha haqqa tuqaatihi supaya tidaak kecolongan satu waktu shalat pun..

Gimana kalau udah kecolongan waktu shalatnya?
Ada khilafiyyah. sebagian ulama beranggapan tidak wajib diqadha', berdasarkan surat An Nisa:103
إِنَّ الصَّلاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا
Maka apabila kamu telah menyelesaikan salat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah salat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.
Maka, jjika kecolongan waktu shalat, dia berdosa. sehingga harus bertaubat untuk mengganti shalatnya tersebut.
Pendapat ulama kedua, mewajibkan qadha' berdasarkan qiyas atas hadits berikut.
Datang seorang sahabat kepada Nabi Saw, menceritakan orang tuanya meninggal dalam keadaan masih punya tanggungan hutang sedangkan ia belum mampu membayar pada waktunya. Kata Rasulullah Saw. ,"Dan hutang kepada Allah itu lebih berhak untuk dilunasi".
Pendapat ini dikuatkan oleh hadits berikut. Hendaklah ia shalat ketika ia sudah bangun. Begitu pula jika seseorang lupa.
Bagaiamana pendapat yang kita pilih ? 
Kaidah al khuruuj minal khilaf mustahabbun. Pendapat yang tidak mewajibkan m'qadha shalat, tidak mengharamkan m'qadha shalat sedangkan bagi pendapat yang mewajibkan m'qadha shalat maka  jika tidak diqadha' dihukumi haram. Oleh karena itu, kita memiliih pendapat yang mewajibkan mengqadha' shalat.




18.50

SURAT TERBUKA UNTUK KARTINI

By Inung Pratiwi

Duhai kartini, terimakasih telah engkau perjuangkan pendidikan untukku, untuk kamumu... kaummu kini bebas menuntut ilmu sebebas apapun yang mereka mau. Namun, ternyata perjuangan kini lebih berat, karena apa yang kita perjuangkan tak tampak oleh mata. Sebagai bagian dari kamumu, aku bahagia dapat belajar dan mengenyam pendidikan sedemikian tinggi. Namun sisi lain dari diriku takut bahwa ilmu yang aku kejar setiap hari hanya akan berbuah siksa. Sanggupkah aku menahan ego yang hanya memikirkan diriku dan namaku? Mampukah aku mempertahankan tugas utamaku sebagai wanita dengan pendidikan setinggi itu? Semoga pendidikan yang baik dapat membantuku menyelesaikan tugas-tugas yang menggelayut di pundak kehidupan ini.

Duhai kartini, bolehkah aku mengeluhkah perjuanganmu yang disalahartikan? aku kabarkan kepadamu bersama angin... tidak banyak wanita yang cerdas menelaah keinginanmu. pendidikan itu kau perjuangkan untuk meningkatkan derajat wanita namun wanita sendirilah yang kini merendahkan derajat itu dengan pendidikan. pendidikan itu kini ternoda dengan egoisme-egoisme dunia. duhai kartini, bagaimana kelak nasib kaummu? akibat ketidakcerdasan mereka menangkap tujuanmu, mereka memalingkan muka dari tugas-tugas yang begitu istimewa. peran istri hanya mereka dapat dengan adanya pernikahan, bukan seperangkat amanah yang begitu nikmat. mereka balas cinta dan kasih suami dengan pelayanan luar biasa dari seorang pembantu. mereka gantikan buaian lembut dan gendongan nyaman untuk anak-anak dengan tangan-tangan baby sister.

Ku kabarkan lagi kepadamu, duhai kartini. Begitu luar biasa kini kaummu meniti karier. Meniti puncak kepuasan tanpa berfikir bahwa ulah mereka telah membawa berita suram masa depan. Di depanku, anak-anak itu terlalu asik dengan game dan TV yang dipersembahkan dengan bangga oleh sang ibu. Di samping, sekelompok anak hura-hura karena hanya uanglah yang kaummu berikan sebagai bentuk kasih sayang. Di belakang, anak itu menderita karena narkoba terlebih mengingat bahwa keberadaan seorang ibu antara ada dan tiada bagi mereka.

Kartini, itulah potret kaummu sebagai ibu. Kini ku kabarkan kepadamu peran mereka sebagai generasi yang dinantikan oleh bangsa. Dulu, engkau berjuang untuk dapat keluar karena orang tua menjagamu begitu ketat karena begitu berharganya engkau di mata mereka. Namun kini, sang pemilik pun tidak mampu menghargai dirinya sendiri. Bersyukurlah engkau tidak melihat mereka menjajakan karunia indah itu dengan gratis. Bersyukurlah engkau tidak menghadapi kaummu sanggup menjadi pembunuh yang begitu kejam hanya utuk menuruti nafsu.

Duhai kartini, akankah habis terang akan datang gelap? Atau mampukah tangan-tangan kecil ini merubahnya hingga dapat menggenggam cahaya kejayaan yang mulia?

18.44

SanI (Sandal Ilang)


By Inung Pratiwi

Pagi hari... seperti biasa semua gaduh, semua sibuk, semua antri, semua buru-buru. (kas asrama banget pokok e). Semua kesibukan pagi itu tlah tuntas ku lalui dan akupun siap meluncur ke kampus dengan semangat yang cukup susah kubangun. Rasanya kalau bisa pingin loncat lewat jendela biar langsung sampai paskiran nggak perlu muter turun tangga. sayang bukan superman. sampai pintu paling luar (maklum pintunya buanyyaaaak banget) aku celingukan. sandal jepitku nggak ada! aku cari di tempat parkir sepatu juga nggak ada. sambil ngomel ngomel nggak jelas diliputi bejibun suudzan yang memenuhi otak terpaksa aku pergi pake sepatu cantikku. Coba deh bayangin mau pergi rihlah ke pantai pake sepatu kantoran. Nggak maching buangetkan? Lebih g maching lagi sama hati yang udah rusak pagi-pagi.

@@@

Berhari-hari aku nanti kepulanganya dengan rindu yang membuncah. Oh SanI... kemana gerangan dirimu? Teganya pergi tanpa pamit. Menyusahkan aku saja. Apakah ada orang yang lebih engkau sayangi dan engkau lindungi daripada aku? Jangan biarkan cemburu ini tumbuh merimba di hatiku. Aku lelah dengan prasangka-prasangka yang terus membelah diri. Cepat pulang...
Akhirnya dia pulang juga. Sore hari saat kembali keperaduan dengan sebongkah lelah, aku melihatnya di sudut pintu. Dia tersenyum menyambut kedatanganku.
"Hai?!" katanya lembut seperti biasa.
"Darimana saja? Pergi berhari-hari g bilang-bilang." aku tidak membalas sapaannya malah mengintrogasinya dengan ketus.
"Aku diajak saudarimu untuk menyelesaikan tugas di suatu tempat."
"Oh... kenapa dia tidak mengatakannya padaku? Dan kenapa kamu mau saja diajak pergi tanpa ijin dulu padaku?"
"Jangan tanyakan padaku. kamu tentu tau bahwa aku tak punya kuasa untuk menolak. yang aku bisa hanya mengikuti siapa saja yang mengajakku."
aku menghela nafas panjang, "Kenapa harus selalu seperti ini? aku lelah. aku bingung mencari penggantimu jika kamu pergi tanpa ijin. aku mengalami banyak kesulitan tanpamu."
"Aku tahu. tapi... aku yakin kamu dapat menyelesaikan kesulitan itu dengan baik. dan tentu kamu yakin bahwa saudarimu hanya akan mengajakku untuk sebuah kebaikan bukan? jadi buanglah semua prasangkamu. mungkin aku hanyalah hal kecil bagimu tapi ikhlaskan aku menjadi secuil jalanmu untuk bertemu khadijah sang dermawan yang sangat kau rindukan?"
"SanI, bagaimana mungkin kamu lebih membela saudariku? Bagaimana kalau aku membutuhkanmu?"
"Kau akan menciptakan kebaikan untuk saudarimu yang lain dengan meminjam penggantiku darinya. iyakan?"
"Itu berarti aku juga akan menciptakan keburukan karena membiarkan saudariku untuk berlaku ghashab."
SanI tersenyum kecil. "Tentu akan menjadi kebaikanmu kalau kamu mengingatkannya. Bukankah diantara manusia memang harus saling mengingatkan? Mengikhlaskanku pergi bukan berarti membiarkan keburukan itu terus terjadi. Kebaikan-kebaikan itu selalu mengelilingimu. Adalah pilihan bagimu untuk mengambilnya tau mengacuhkannya. Jika kamu memilih keburukan bisa saja kamu ikutan ghashab milik saudarimu yang lain dan itu terus berantai menulari saudari-saudarimu. Dan karenanya kamu berburuk sangka kemudian ghibah, kemudian dan kemudian yang lain."
" Ah, sudahlah aku tidak mengerti jalan pikiranmu. aku lelah." aku segera meninggalkannya di sudut pintu. Pertemuan yang kunanti ternyata tidak seindah yang aku bayangkan. Pulang cuma membuatku semakin jengkel.

@@@

Pagiku cerah... matahari bersinar... kugendong tas merahku di pundak... selamat pagi semua.... (hahahaa...)
"Pagi SanI..." aku menyapanya yang masih mematung di sudut pintu.
"Oh.. hay.. bagaimana tidurmu tadi malam?" Aku melihat tanda tanya besar di wajahnya. mungkin karena melihatku sangat berbeda dengan aku yang meninggalkannya kemarin sore.
"Sangat menikmati meski hanya sebentar."
"Heemmm... Aku meridukan senyummu seperti ini. Pagi jadi terasa lebih cerah." katanya tulus.
"Ya... semalam aku berfikir keras dan berdiskusi dengan hati juga logikaku. Mereka menguatkan argumenmu dan membuatku mengerti sekarang. Terimakasih untuk pelajaran kemarin sore. Kamu membuat senyumku mengembang dan hatiku lapang. pergilah... Aku mengikhlaskanmu untuk setiap kebaikan. Kamu bukan milikku. Benar? Dan aku terlalu bodoh kalau tidak memanfaatkanmu untuk mendapatkan banyak kebaikan. Oh ya, kamu bukan hal kecil untukku, karena sesuatu yang kecil akan menjadi besar jika berulang. Aku kuliah dulu ya... Luv u Coz Allah."
SanI menandangku dengan dengan binar bahagia hingga aku menghilang bersama BM ku.

18.29

LUKISAN WANITA (Mau Pilih Yang Mana, Saudariku?

By: Inung Pratiwi

Siang hari di sebuah kedai makan sederhana. Ada sepasang suami istri yang sedang ngobrol di salah satu meja sambil menunggu makanan yang mereka pesan. saat itu juga, datang serombongan mahasiswi dengan gaya khas mereka. modis, cantik, seksi.
“Mereka cantik-cantik ya?” sang istri tiba-tiba mengalihkan topik pembicaraan setelah melihat rombongan itu.
“Kamu memiliki kecantikan tiga dimensi yang belum tentu mereka miliki.” Suami cukup mengerti arah pembicaraan istrinya hanya dengan mendengar keributan rombongan itu yang berbicara saling sahut-menyahut ricuh.
“Hemm” bengong.
“cantik hati, cantik akhlak, cantik otak.” Si istri tersenyum.
“Kulit mereka halus. Putih.” Sang istri masih memperhatikan rombongan itu.
“Hatimu lebih halus dan putih, insyaAllah.”
“Perhiasan mereka juga bagus-bagus.”
“Perhiasan yang menutup auratmu lebih elegan.”
Sang manyun mendengar komentar suaminya. Bagaimana mungkin dia menjawab seperti itu.
“Kok malah manyun gitu? Bukankah seharusnya kamu senang?”
“Jawabannya tidak sesuai konteks.”
“Kamu ini bagaimana? Seperti orang yang tidak mengenal dirinya sendiri saja.”
“Hmmm..” Lagi-lagi sang istri dibuat bingung oleh suaminya.
“Kalau aku bilang wajahmu cantik, apa kamu akan senang? Padahal bisa saja aku mengatakan bahwa kucing itu cantik, kupu-kupu juga cantik. Kalau akau mengatakan, ‘aku menyukai kulitmu yang putih’, bisa saja suatu saat aku lebih menyukai sapi karena kulitnya lebih putih daripada kulitmu. Bahkan ketika aku membelikanmu perhiasan indah dan mewah, kamu tetap akan kalah dengan seekor burung merak dengan keindahan alami yang tidak pernah membosankan. Aku mengatakannya karena aku tidak ingin memandangmu hanya sebatas itu. Terlalu dangkal untuk menilai kaummu yang Allah ciptakan begitu mulia.
sang istri pun kembali tersenyum penuh syukur.
"Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

11.58

Menjadi Muslimah Yang Selalu Baik

Muslimah atau muslim yang baik adalah siapa saja yang meyakini bahwa setiap peristiwa adalah jalan menuju surga. seburuk apa pun peristiwa itu pasti menyimpan kebaikan karena Allah Ta'ala hanya memberikan kebaikan kepada makhluknya, andai kita mau mengerti. Sayangnya, banyak dari manusia yang terbelenggu. Mereka terburu-buru mengatakan tidak bisa melakukan sesuatu sebelum mencobanya. Padahal, kalau ada kemauan, pasti kita akan bisa menghadapi apapun bentuk peristiwa yang terhampar dalam hidup kita. Orang yang mengatakan tidak bisa, dialah orang bodah, begitu juga sebaliknya. kali ini kita akan mencoba mengenal siapa manusia bodoh dan siapa manusia cerdas. lalu tentukanlah pilihanmu.

Siapa Orang Bodoh Itu?
Orang bodoh adalah orang yang menyia-nyiakan kesempatan baik yaang terhampar di hadapannya. seperti yang telah disampaikan di atas bahwa segala peristiwa yang terhampar adalah kebaikan. Di setiap peristiwa itu Allah memberikan kesempatan untuk kita menjadi manusia yang lebih baik jika kita mau berfikir dan menelaan segala peristiwa itu. Baik ataupun buruk peristiwa itu, pasti Allah mengadakannya bukan tanpa suatu pesan untuk makhluknya.Ilmu, Jeli dan peka. Itulah kunci agar kita bisa melihat segala peristiwa sebagai kesempatan baik.

Orang bodoh adalah orang yang tindakan dan perbuatannya merugikan diri sendiri dan orang lain. Tidaklah Allah ciptakan manusia untuk berbuat kerusakan. Allah menciptakan manusia dengan kesempurnaan akan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Itulah yang menjadikan manusia mulia. Lalu, apakah kita akan tetap durhaka ketika matahari, bumi, pepohonan dan binatang senantiasa berzikir kepada-Nya. Akankah kita teguh dalam kemalasan sedang kita tidak tahu batas waktu yang Allah berikan untuk kita bernafas. Mengapa langkah ini terus tertuju mendekati neraka kalau tujuan kita adalah surga. manusia diberi akal, nafsu dan hati. olahlah hingga ketiganya menghantarkan kita sebagai manusia penebar manfaat.

Orang bodoh adalah orang yang tindakan dan perbuatannya menyakiti orang lain. Islam mengajarkan dua hal kepada manusia, yaitu hablumminallah dan hablumminannas, Kondisi yang seimbang antara hubungan dengan Allah dan sesama manusia. sayangnya, keserakahan dan kesombongan sering kali membuat manusia lupa bahwa setiap muslim itu bersaudara.


Siapakah Orang Cerdas Itu?
Orang cerdas adalah orang yang memiliki kemampuan untuk mengenali dan memahami segala yang ada di alam semesta ini latas membuatnya sadar bahwa semuanya terjadi karena kehendak dan kuasa Allah Azza wa jalla. QS. Al-An'am menjelaskan "dan tidak satu helaipun daun gugur melainkan Dia (Allah) mengetahuinya. Semua yang ada dalah penguasaan dan pengaturan Allah. Sering kita berkeinginan dan berkehendak, itu wajar dan tidak dilarang namun kita harus menyadari sepenuhnya bahwa yang akan berlaku adalah keinginan dan kehendak Allah SWT. 

Orang cerdas adalah orang yang selalu memiliki sikap terbaik dari sekian pilihan baik yang ada yakni yang paling disukai Allah. Jangan sekali-kali menyandarkan kehidupan kita pada keinginan karena belum tentu keinginan kita itu disukai Allah. Lakukanlah sesuatu karena kita memang membutuhkannya dan Allah pun tidak memberikan apa yang kita inginkan melainkan apa yang kita butuhkan. Disinilah kita akan berhadapan dengan nafsu. siapa yang akan menang, kita sendirilah yang menentukan.

Orang cerdas adalah orang yang memahami bahwa menghormati dan memuliakan orang lain adalah sumber keberuntungan dan kemenangan. sebelum kita melihatnya secara materiil, lihatlah bahwa orang yang berhasil menghomati dan memuliakan orang lain maka ia telah mendapatkan kemenangan jiwanya. 

Orang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan gejolak emosi dan nafsunya. Kenapa Allah menciptakan emosi dan nafsu jika itu adalah suatu keburukan? karena dari keburukan itu akan datang kebaikan yang akan membedakan setiap manusia. ketika kita dihadapkan pada hidangan lezat dan beraneka ragam. Jika kita mengikuti nafsu untuk menghabiskannya, mungkin saja kita akan sakit. Namun ketika kita mengambil secukupnya, maka rasakanlah nikmat dari Tuhan-Mu. Pilihan ada ditanganmu.

orang cerdas adalah orang yang memiliki kemampuan mengendalikan diri dari keinginan terhadap apa saja yang tidak ada nilainya untuk kehidupan sesudah mati. Bukankah di dunia ini kita ibarat hanya mampir minum? akankah dengan waktu yang sedikit itu kita masih menyempatkan diri untuk berbuat kesia-siaan? orang cerdas itu bisa mengendalikan nafsunya dan ia selalu beramal untuk hidup sesudah matinya.

Orang cerdas adalah orang yang berkeinginan berbuat dosa dan sia-sia selalu terkalahkan oleh rasa takutnya kepada azab neraka. Kamera Allah selalu menyala dan terus merekam apa yang kita lakukan sepanjang hari. masih bisakah kita bersembunyi darinya?

Orang cerdas adalah orang yang menyadari bahwa kebersamaanlah yang bisa membuat kita keluar dari segala persoalan yang selama ini membelit hidup kita. Setiap manusia punya kesalahan, dan saudara kitalah yang akan mengingatkan. Sepertiga malam itu sangat berharga, dan saudara kitalah yang akan membangunkan dengan ketulusan. Tangan-tangan itu akan selalu terulur untuk sebuah kebaikan, maka ijinkanlah tangan ini saling terpaut untuk bersama-sama melangkah menapaki jalan menuju surga-Nya.

Siapa dari kita yang rela dikatakan bodoh? maka berlomba-lombalah kita menjadi manusia cerdas.

"Dia memberi hikma kepada siapa yang dia kehendaki. Barang siapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak." (QS. Al-Baqarah: 269)

Wallahua'lam

















11.34

Muslimah sejati?! atau Muslimah Sejati!

Oleh: Inung Pratiwi

Tanggal 8 Maret segera tiba, Hari wanita sedunia segera menyapa. Apa yang harus kita lakukan saudariku?.... coba kita lihat PR-PR kita di luar sana. Kemiskinan, kesehatan ibu dan anak yang rendah, TKW yang dilecehkan, KDRT dan masih banyak lagi penderitaan yang dialami kaum wanita bangsa ini. Mungkin tidak akan ada waktu untuk tertidur ketika kita memang ingin memperbaikinya. Tapi saudariku... janganlah terlalu jauh menghamparkan pandangan pada hal-hal yang begitu besar. Sebelum mata itu menangkap noktah-noktah ketidakberesan di kejauhan sana terlebih dahulu lihatlah celah yang terpajang pada diri kita.
Saudariku.... sebagai mahasiswa tentu cita-cita kita tidak hanya kuliah untuk mencari kerja bukan? Bukanlah cita-cita buruk kuliah agar mudah mencari pekerjaan tapi cobalah untuk mencari cita-cita terbaik dari yang baik. Jika orientasi kita hanya pekerjaan, lalu ilmu apa yang akan kita gunakan untuk menghabiskan waktu di luar pekerjaan?